Belajar Berdemokrasi dalam Projek IKM

Asyiknya Belajar Berdemokrasi dalam Projek IKM (Pokjung RPP KPU)

Oleh: Lestari Ambar Sukesti

Tahun Ajaran 2022/2023 SMA N 1 Bergas untuk kali pertama melaksanakan IKM.  Kurikulum yang pada awalnya hanya dilakukan oleh sekolah yang terpilih sebagai sekolah penggerak. 

Sekolah Penggerak adalah sekolah yang diampu oleh seorang kepala sekolah yang lolos seleksi sebagai kepala sekolah penggerak. Oleh karenanya meski masa jabatan seorang kepala sekolah sudah akan berakhir  kepadanya diberikan perpanjangan waktu di sekolah yang sama selama satu periode. 

SMA Negeri 1 Bergas bukanlah sekolah penggerak. Ketika Mas Menteri mengajukan 3 opsi kurikulum yang dapat diadopsi oleh satuan pendidikan dalam rangka pemulihan pandemi covid-19, sekolah memutuskan memilih opsi kurikulum mandiri berubah. Dengan demikian Kurikulum Merdeka pun harus dilaksanakan. Hal ini dipertegas dengan juknis pelaksanaan PPDB tahun 2022/2023 tanpa pemilihan jurusan bagi para Calon Peserta Didik.

Ada yang berbeda dari Kurikulum Merdeka ini bila dibandingkan dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya. Istilah KI, KD tidak lagi muncul dan digantikan dengan istilah CP (Capaian Pembelajaran) dan ATP (Alur Tujuan Pembelajaran). Penjurusan ditiadakan sehingga tidak ada pengotak-kotakkan kelas. Tidak ada lagi kelas IPA, IPS, maupun Bahasa. 

Selain hal-hal tersebut di atas sekolah harus melakukan kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila sebagai perwujudan siswa yang belajar sepanjang hayat dan memiliki 6 ciri yaitu beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha esa, berakhlak mulia, berkebhinekaan global, mandiri, bergotong-royong, bernalar kritis serta kreatif.  Kegiatan projek ini meliputi berbagai macam tema. Dalam jangka waktu setahun sekolah harus melaksanakan 3 tema.

Tema awal yang dipilih oleh SMA N 1 Bergas adalah Suara Demokrasi. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah melakukan kunjungan ke rumah pintar pemilu di KPU. Setelah melayangkan surat permohonan maka sekira 400-an siswa kelas X SMA N 1 Bergas dan beberapa pengurus OSIS diizinkan melakukan kunjungan secara bergelombang  pada tanggal 25 Agustus 2022. Kegiatan ini kita bagi menjadi 5 pokjung (kelompok kunjung). Satu pokjung terdiri dari 80 siswa dan seorang guru sebagai PJ (penanggung jawab).

Di KPU Kabupaten Semarang pokjung-pokjung ini diterima dengan baik dan istimewa. Satu pokjung dibagi dalam 3 ruang. 40 siswa dilayani di lantai bawah yang terbagi dalam 2 ruang kecil dengan kapasitas masing-masing 20 orang yang  merupakan ruang informasi. Ruang berikutnya ada di lantai 3 dan mampu menampung 40 siswa. Di lantai 3 ini simulasi pemilihan umum dilaksanakan. 

Petugas KPU memberikan penjelasan tentang pemilu dan tata caranya sebelum mengajak para siswa melakukan simulasi. Petugas meminta 7 siswa berperan sebagai KPPS, 6 siswa sebagai pemilih, dan 2 siswa sebagai saksi. Siswa terlihat sangat antusias dan senang dengan kegiatan simulasi ini. Lebih-lebih ketika petugas meminta siswa berperan sebagai pemilih disabilitas, totalitas pun dikedepankan. Sebut Farel yang memejamkan mata sepanjang simulasi demi berperan sebagai pemilih tuna netra. 

Mereka tidak merasa takut atau pun ragu melontarkan berbagai pertanyaan. Semoga ilmu yang mereka peroleh bermanfaat pun karakter yang diidam-idamkan sebagai profil pelajar Pancasila akan tumbuh dan berkembang dalam diri masing-masing siswa.

Print PDF

Berita Lainnya

• MGMP Matematika Gelar Workshop Perangkat Ajar KM
• PBL DIFERENSIASI UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN AKTIVITAS SISWA
• KADER ADIWIYATA SMANSAGAS
• Tantangan Pembelajaran Sejarah Masa Pandemi Covid-19
• BLENDED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN MINAT BELAJAR DI MASA PANDEMI

Tinggalkan Komentar

Nama *
Email *	Tidak akan diterbitkan
Url	masukkan tanpa Http:// contoh :www.m-edukasi.web.id
Komentar *
	Masukkan kode diatas

Ada 0 komentar untuk berita ini